Pengertian Karangan Narasi, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Karangan Narasi Terlengkap

Posted on

Pengertian Karangan Narasi, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Karangan Narasi Terlengkap – Karangan Narasi adalah karangan yang berisi cerita atau persitwa yang disajikan dengan urutan waktu yang jelas. Karangan narasi dibuat untuk menghibur para pembaca melalui cerita yang dikemas menarik baik itu bersifat fiksi maupun non fiksi. Cerita tersebut disampaikan dengan urut sesuai tahapannya. Dengan kata lain, cerita dalam karangan narasi disampaikan secara kronologis.

Jenis karangan narasi dapat ditemukan dalam berbagai karya sastra tertulis atau prosa, seperti cerpen, novel, roman dan hikayat.

Ciri-Ciri Karangan Narasi

Berikut karakteristik atau ciri-ciri karangan narasi yang membedakannya dengan jenis karangan lainnya yaitu:

  • Memiliki isi berupa cerita atau peristiwa
  • Karangan menyampaikan isi yang berupa cerita secara kronologis atau urut
  • Isi karangan narasi berupa konflik baik antara tokoh dengan tokoh lain maupun antara tokoh itu sendiri.
  • Memiliki unsur pembangun seperti tema, setting, latar, tokoh dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Karangan Narasi

Terdapat 3 (tiga) jenis karangan narasi diantaranya yaitu karangan narasi ekspositoris, karangan narasi artistik dan karangan narasi sugestif.

Karangan Narasi Ekspositoris

Karangan Narasi Ekspositoris adalah jenis karangan narasi yang berisi informasi mengenai suatu kejadian yang diceritakan secara runtut.

Karangan Narasi Artistik

Karangan Narasi Artistik adalah jenis karangan narasi yang bertujuan untuk menghibur pembacanya dengan cerita-cerita yang menarik.

Karangan Narasi Sugestif

Karangan Narasi Sugestif adalah jenis karangan narasi yang berisi sebuah ceita yang memiliki unsur menghibur. Selain itu, ceritanya memiliki pesan atau maksud tertentu di dalamnya.

Contoh Karangan Narasi

Berikut beberapa contoh karangan narasi:

Contoh 1

Bandung Lautan Api

Suatu hari di Bulan Maret 1946, tepatnya pada tanggal 17 oktober 1945 tentara sekutu memasuki Kota Bandung. Mereka mengultimatum semua Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk meninggalkan kota Bandung. Ultimatum tersebut membuat para pejuang Indonesia berpikir keras untuk melawan tentara sekutu.

Akhirnya, Kolonel Abdul Haris Nasution bersama dengan para pejuang lainnya melakukan musywarah besar melalui Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3). Berdasarkan hasil musywarah tersebut, mereka tidak rela kota Bandung tercinta ini dimanfaatkan oleh tentara Sekutu, sehingga keluarlah sebuah keputusan untuk membumihanguskan kota bandung hari itu juga.

Pada tanggal 23 Maret 1946, rakyat bersama dengan pejuang membakara rumah – rumah dan harta benda mereka. Malam itu pembakaran kota terjadi secara besar-besaran. Api menyala-nyala dari rumah-rumah penduduk, semakin lama api itu semakin membesar sehingga tidak sampai satu malam kota Bandung telah hangus terbakar. Tidak ada yang tersisa akibat pembakaran itu, yang ada hanyalah puing-puing rumah yang masih menyala.

Setelah membakar rumah-rumah, rakyat Bandung bersama dengan para tentara mengungsi ke arah selatan. Selanjutnya mereka melakukan perlawanan dengan cara bergerilya dari luar Bandung. Peristiwa tersebut menjadi sebuah tonggak sejarah bagi perjuangan rakyat Bandung. Perjuangan ini pun tercatat dalam sebuah lagu yang berjudul “Halo-Halo Bandung” yang membangkitkan semangat untuk berjuang merebut kembali kota Bandung tercinta.

Contoh 2

Semut dan Jangkrik

Alkisah pada zaman dahulu hiduplah seekor jangkrik yang sangat gemar bernyanyi. Dia selalu melakukan hobinya itu setiap hari. Pada suatu hari ketika sang jangkrik dan teman-teman lainnya sedang bernyanyi dan menari-nari, seekor semut melintas. Semut tersebut sedang bekerja untuk mengumpulkan makanan.

“Hey semut, jangan kau habiskan hidup mu itu dengan bekerja keras, bersantailah sejenak bersama kami ini,” haridik jangkrik diikuti dengan tawa seluruh teman-temannya.

“Maafkan aku jangkrik, aku harus bekerja untuk mengumpulkan persediaan makanan karena sebentar lagi musim kemarau,” jawab semut.

Mendengar perkataan semut, sang jangkrik pun tertawa, “Hhha, hey semut! Kita hidup di hutan yang sangat subur tidak mungkin makanan yang ada di sini habis.”

Semut pun berlalu meninggalkan jangkrik yang sedang tertawa dengan teman-temannya. Hari berganti hari, semut terus bekerja. Sedangkan sang jangkrik tetap bermain dan menari-nari sepanjang hari.

Musim kemarau pun akhirnya tiba, sang jangkrik yang mulai lelah bernyanyi dan menari mulai mencari makanan. Sepanjang hari dia terus mencari, namun tak sedikit pun dia menemukan makanan. Sang jangkrik pun menjadi kelaparan dan hingga akhirnya mati. Sementara itu, semut berdiam diri di dalam sarangnya sambil menikmati hasil jerih payahnya selama ini.

Demikian artikel tentang “Pengertian Karangan Narasi, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Karangan Narasi Terlengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.