Pengertian, Aspek, Tujuan, Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) Lengkap

Posted on

Pengertian, Aspek, Tujuan, Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) Lengkap – Metode pembelajaran bermain peran (role play) adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain.

Pengertian bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan, dimana siswa menirukan situasi dari tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.

Metode bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar, seperti kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian.

Melalui bermain peran, siswa mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan strategi pemecahan masalah.

Model pembelajaran bermain peran memiliki penekanan yang terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran secara aktif melakukan praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) pada situasi tertentu.

Pengertian Metode Pembelajaran Bermain Peran Menurut Para Ahli

Yamin (2007)

Menurut Yamin, Bermain peran adalah metode yang meletakkan interalisasi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan pokok yang ia yakini. Mereka berinteraksi dengan sesama peran secara terbuka. Metode ini dapat dipergunakan dalam mempraktikan pelajaran yang baru.

Wahab (2009)

Menurut Wahab, Bermain peran adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Bermain peran dapat menciptakan situasi belajar yang berdasarkan pada pengalaman dan menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai bagian dari materi pelajaran.

Mulyono (2012)

Menurut Mulyono,  Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.

Kamus Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Bermain Peran atau Role Playing adalah mengambil bagian dalam melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat.

Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si.

Menurut Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si., Bermain Peran atau Role Playing adalah kegiatan yang mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikan sehingga orang dapat mengeksplor perasaan, sikap, nilai,dan berbagai strategi pemecahan masalah.

Corsini (dalam Tatiek 2001: 99)

Menurut Corsini, Bermain peran suatu alat belajar yang mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya.

Aspek Metode Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Zaini (2008), ada tiga aspek bermain peran yaitu:

  • Mengambil peran (Role Playing), yaitu tekanan ekspektasi sosial terhadap pemeran peran. Contohnya adalah pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan), atau berdasarkan tugas (bagaimana seorang agen polisi bertindak dalam situasi sosial).
  • Membuat peran (Role Marking), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan.
  • Tawar-menawar peran (Role Negotitation), yaitu tingkat dimana peran dinegosiasikan dengan pemegang peran lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.

Tujuan Metode Pembelajaran Bermain Peran

Tujuan metode pembelajaran bermain peran yaitu agar siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial atau manusia. Selain itu juga agar siswa dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.

Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014), tujuan metode pembelajaran bermain peran yaitu:

  • Memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari.
  • Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
  • Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
  • Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
  • Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi dibalik suatu keinginan.

Menurut Santoso (2011), tujuan bermain peran diantranya yaitu:

  • Agar siswa dapat memahami perasaan orang lain.
  • Agar siswa dapat menempatkan diri dari situasi orang lain.
  • Agar siswa dapat mengerti dan menghargai perbedaan pendapat.

Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Uno (2007), ada tujuh langkah pelaksanaan model pembelajaran bermain peran, diantaranya yaitu:

Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan demi mencapai tujuan tertentu. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan.

Memilih Peran. Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru mendiskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.

Menyusun Tahap Peran. Pada tahap ini para pemeran menyusun garis besar adegan yang akan dimainkan.

Menyiapkan Pengamat. Sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.

Pemeran. Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing, pemeran bisa berhenti jika para peserta didik telah merasa cukup.

Diskusi dan Evaluasi. Setelah melakukan peran, analisis bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, begitu pula dengan peserta yang lain. Diskusi dimulai dengan melontarkan sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi.

Membagi Pengalaman dan Mengambil Kesimpulan. Pada tahap ini peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua pengalaman peserta didik bisa diungkap atau muncul secara spontan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bermain Peran

Menurut Djamarah dan Zain (2008), metode pembelajaran bermain peran memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya yaitu:

Kelebihan atau keunggulan menggunakan metode bermain peran, diantaranya yaitu:

  • Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam memori otak.
  • Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis dan antusias.
  • Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
  • Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.

Kelemahan atau kekurangan metode bermain peran, diantaranya yaitu:

  • Role playing membutuhkan waktu yang relatif panjang atau banyak.
  • Membutuhkan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa dan ini tidak semua guru memilikinya.
  • Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan tertentu.
  • Jika pelaksanaan bermain peran atau role playing mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tapi juga berarti tujuan pembelajaran tidak tercapai.
  • Tidak semua materi pelajaran bisa disajikan.

Demikian artikel tentang “Pengertian, Aspek, Tujuan, Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) Lengkap“, semoga bermanfaat.