Pengertian Revolusi Industri 4.0, Prinsip, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Lengkap

Posted on

Pengertian Revolusi Industri 4.0, Prinsip, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Lengkap – Revolusi Industri 4.0 adalah suatu tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognitif. Secara singkat, pengertian revolusi industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber.

Revolusi Industri 4.0 merupajan suatu fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang akan dimulai pada abad ke-18. Indonesia juga akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040, yaitu penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk non produktif.

Revolusi Industri 4.0 dibangun diatas Revolusi Industri 3.0 atau ketiga yang disebut juga Revolusi Digital, yang ditandai oleh proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang.

Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Para Ahli

Zimmerman (2018)

Menurut Zimmerman, Era RI 4.0 dan selanjutnya akan melibatkan pekerjaan pada kemampuan sains, teknologi, tehnik dan matematika, internet of things, pembelajaran sepanjang hayat sebanyak 75%.

Prof. Dwikorita Karnawati (2017)

Menurut Prof. Dwikorita Karnawati, Revolusi Industri 4.0 dalam 5 tahun mendatang akan menyebabkan dampak dimana 35% jenis pekerjaan terhapus. Sedangkan 10 tahun akan datang ada 75% yang terhapus.

Prof. Klaus Schwab (2017)

Menurut Prof. Klaus Schwab yang merupakan Ekonom asal Jerman dan juga Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) memeperkenalkan konsep Revolusi Industri 4.0 bahwa revolusi industri 4.0 mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.

Ir. H. Joko Widodo

Menurut Ir. H. Joko Widodo, Revolusi Industri 4.0 telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat.

Sejarah Awal Munculnya Revolusi Industri 4.0

Industri 4.0 berasal dari proyek dalam strategi teknologi canggih yang dimunculkan pemerintah Jerman yang lebih menekankan pada komputerisasi pablik. Hingga tahun 2011, istilah Industri 4.0 kemudian diangkat pada acara Honnover Fair.

Kelanjutnya, pada oktober 2012 dalam Working Group On Industri 4.0 menjelaskan bahwa rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman.

Dalam kelompok kerja Industri 4.0 yang kemudian dalam anggota tersebut sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0. Dari oktober 2012, hasil akhir Working Group Industri 4.0 memaparkan pada 8 April 2013 dalam acara Honnover Fair.

Prinsip Rancangan Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 memiliki empat prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan berbagai skenario industri 4.0, diantaranya yaitu:

Interoperabilitas (kesesuaian). Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui media internet untuk segalanya (IoT) atau internet untuk khalayak (IoT).

Transparansi Informasi. Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor.

Bantuan Teknis. Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia.

Keputusan Mandiri. Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin.

Tantangan Revolusi Industri 4.0

Menurut Wolter, untuk mengidentifikasi tantangan revolusi industri 4.0 kedepannya yaitu pada persoalan seperti:

  • Masalah keamanan teknologi informasi.
  • Tantangan pada keandalan dan stabilitas mesin produksi.
  • Tantangan pada kurangnya suatu ketrampilan yang memadai.
  • Terdapat pada keengganan untuk berubah oleh para pemangku suatu kepentingan.
  • Tantangan pada banyak hilangnya suatu pekerjaan karena seiring terjadinya perubahan menjadi otomatisasi.

Menurut Hecklau et al (2016), tantangan revolusi industri 4.0 terjadi baik di bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan dan tatanan politik serta aturan.

Tantangan Bidang Ekonomi, seperti

  • Globalisasi terus berlanjut.
  • Meningkatnya kemampuan inovasi.
  • Tumbuh kebutuhan untuk kerja sama dan kolaboratif.

Tantangan Bidang Teknis, seperti:

  • Menumbuhkan kerja kolaboratif.
  • Perkembangan teknologi dan penggunaan data eksponensial.

Tantangan dalam Bidang Sosial, seperti:

  • Peningkatan kerja virtual.
  • Pertumbuhan kompleksitas proses.
  • Perubahan demografi dan nilai sosial.

Tantangan dalam Bidang Politik dan Aturan, seperti:

  • Standarisasi.
  • Keamanan data dan privasi.

Contoh dan Dampak Revolusi Industri 4.0

Salah satu contoh revolusi industri 4.0 yaitu pertarungan antara taksi konvensional dan taksi online atau ojek pangkalan dan ojek online. Sebelumnya, publik tidak menduga, ojek atau taksi berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet. Dampak yang ditimbulkan Revolusi Industri 4.0 dengan adanya ojek dan taksi online tersebut yaitu publik lebih mudah mendapatkan layanan transportasi bahkan dengan harga terjangkau.

Demikian artikel tentang “Pengertian Revolusi Industri 4.0, Prinsip, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.